Sosok

Anah, Gigih dalam Berbisnis Hingga Membuahkan Prestasi

Sosok Anah, wirausahawan Unmul.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA - Terjun ke dalam dunia bisnis bukanlah hal yang mudah. Berbagai rintangan mesti dihadapi dalam menjejaki dunia bisnis. Tak jarang, kata gagal pun turut menghantui. Akhirnya banyak yang tidak bertahan dalam bisnisnya, namun tidak sedikit pula yang pantang menyerah dengan usaha yang dilakoni.

Salah satunya yaitu Anah, mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang tak menyerah walau pernah gagal dalam berbisnis. Anah menggeluti dunia bisnis sejak 2016, dari menjadi reseller hingga memiliki produk sendiri. Jatuh bangun dalam bisnis ia rasakan saat menjalani prosesnya.

Mengawali dengan menjadi reseller, Anah menjual berbagai produk seperti kosmetik, tas, dan sepatu ke kelas-kelas. Pada saat itu juga Anah pertama kalinya mengeluarkan modal sebanyak 300 ribu untuk produk yang akan dijual atas permintaan temannya, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan.

"Ketika saat itu, saya merasa mendapat jaminan sama teman saya. Ketika saya beli produk itu maka mereka akan beli produk itu setelah barang ready,” ceritanya saat diwawancarai via Whatsapp.

"Namun harapan saya tidak sesuai dengan kenyataan. Bahkan, mereka tidak beli produk itu. Saya merasa bahwa saya tertipu oleh teman saya sendiri.”

Kehilangan modal lantas tak meruntuhkan semangatnya untuk terus berjuang dalam berbisnis. Anah lalu membuat produknya sendiri yaitu lulur tradisional bedda lotong.

Inspirasi usaha ini datang dari hobinya yang suka meracik, seperti meracik masker organik. Namun, Anah memilih untuk fokus pada produk lulur daripada masker, menilai dari proses pembuatan masker organik yang lebih repot. Lulur bedda lotong sendiri turun temurun dari suku bugis, dan biasanya dijual dalam bentuk yang basah.

Menurutnya, tampilan produk yang seperti itu daya tahannya kurang lama, sehingga Anah membuat inovasi menjadikannya bentuk serbuk. “Jadi cocok banget buat mahasiswa atau pelajar yang di tempat kosannya gak ada kulkas,” jelasnya.

Dalam menjalani bisnis lulurnya, ia tidak selalu menemui jalan yang mulus. kendala yang ditemui Anah salah satunya adalah fluktuasi.

"Jadi turun naik permintaan konsumen. Biasanya tuh lagi rame-ramenya pada saat menjelang masuknya bulan Ramadan,” kata mahasiswi jurusan Manajemen ini. Selain itu, hambatan lain yang ditemui yaitu pada saat menemui konsumen yang kurang baik.

Bagi Anah, kegagalan dalam bisnis adalah hal yang pasti. Anah menghadapi kegagalan dan mengatasinya dengan cara memperkuat komitmennya. Melihat kembali bagaimana memperjuangkan usaha dari awal sebagai motivasi untuk bangkit dari kegagalan.

"Ketika kita di awal kemarin mampu untuk melewati, kenapa pada saat gagal pertama aja misalnya gagal satu, dua kali aja udah nyerah” tuturnya.

Berkat kegigihan dan perjuangannya menekuni dunia bisnis, Anah berhasil meraih Juara 1 Duta Wirausaha Unmul 2019. Meski awalnya sempat minder karena saingannya sudah memiliki bisnis yang besar, Anah tetap mencoba dan membuahkan hasil yang manis. Menurutnya, pantang menyerah dan konsisten menjadi kunci untuk survive di dunia bisnis.

"Sebisa mungkin habiskanlah jatah gagal kita di masa muda karena kita nggak pernah tahu kedepannya kita seperti apa. Ketika kita masih muda tapi kita mudah menyerah, yaudah perkembangan kita sampai situ aja,” tutupnya. (rth/wuu/len)



Kolom Komentar

Share this article