Opini

Seorang Ibu

Hari ini 22 Desember 2016 di mana hari yang menjadi pengingat diri kita, Selamat Hari Ibu. (Sumber foto: adnan-kisahkasihibu.blogspot.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Hari ini 22 Desember 2016 di mana hari yang menjadi pengingat diri kita, akan arti pentingnya perempuan dalam sejarah kehidupan dan peradaban bangsa. Siapa yang tidak membutuhkan seorang ibu? Jasanya yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, serta sebagai pendidik awal dalam keluarga hingga menjadikan diri kita pada saat ini.

Masyarakat di seluruh Indonesia merayakan dan mewujudkan kecintaan untuk ibu. Bagi saya esensi hari ini bukan hanya sebagai peringatan, ucapan selamat, penghargaan, atau pemberian hadiah untuk ibu. Sebab jasa seorang ibu tak akan pernah ternilai sampai kapan pun. Tanpanya, dunia akan gelap gulita dari rasa kasih sayang tulus, serta belaian dan sentuhan kedua tangannya. Bahkan kehilangannya pun adalah kehilangan yang teramat besar bagi siapa pun itu. Kita bisa hidup tanpa seorang ayah, namun kita tidak bisa hidup tanpa seorang ibu. Sebab, cinta yang mendalam tumbuh membersamai buah hati hingga dini. Kita yakin bahwa dari seorang ibu yang baiklah bisa melahirkan seorang anak yang baik.

Pengukuhan momentum hari ibu saat ini buah hasil “Kongres Perempuan Indonesia” tingkat nasional yang pertama kali diadakan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928. Kongres itu dihadiri hampir 30 organisasi perempuan. Kongres ini merupakan fondasi pertama gerakan perempuan, juga upaya konsolidasi dari berbagai organisasi perempuan yang ada. Ini menandakan, kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir setelah kemerdekaan. Organisasi perempuan kembali bergerak dalam upaya mendukung para pejuang, guna mempertahankan kemerdekaan. Sejarah pun mencatat perempuan selayaknya adalah pahlawan bangsa. Jatuh bangunnya sebuah bangsa terletak, bagaimana menghargai kaum perempuan, memuliakan dan menghormatinya. Perempuan adalah calon ibu bagi penerus bangsa ini. Jika perempuan Indonesia tidak mendapatkan penghormatan dan tidak dilindungi hak-haknya sehingga rentan untuk dilecehkan. Maka generasi bangsa selanjutnya akan rusak dan kita tidak akan melihat bangsa ini, sebagai cermin bangsa yang berbudaya dan beragama.

Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat pernah berkata, “Untuk siapa diriku saat ini, dan harapanku di masa depan, aku berhutang pada ibu – Malaikatku.” Hampir sebagian besar pemimpin dan tokoh dunia menaruh rasa hormat pada ibu mereka, karena ibu adalah sosok yang ada dibalik kesuksesan dan kebesaran mereka. Sebab dibalik laki-laki hebat selalu ada perempuan yang kuat.

Maka diharapkan hari ini menjadi momentum untuk mengucap rasa syukur dan terimakasih kepada para perempuan, terutama ibu yang telah berperan membangun moral bangsa dan insan manusia. Sebab, kebangkitan bangsa yang besar terlahir dari perempuan yang terjaga kehormatan dan kemuliaannya. Terima kasih mendalam dari dulu hingga sekarang dan hingga akhir zaman untuk seluruh ibu di Indonesia.

Perempuan adalah Induk Peradaban dan Perempuan adalah garda terdepan untuk menggelorakan Perbaikan Indonesia.

Ditulis oleh

Maya Rahmanah

Menteri Pemberdayaan Perempuan

BEM KM Unmul 2017

“Gelorakan Aksi Positif”



Kolom Komentar

Share this article