Berita Kampus

Waswas Pelecehan Seksual, Keamanan di Unmul Jadi Sorotan

Maraknya pelecehan seksual di kampus Unmul buat mahasiswi resah

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: prokal.co

SKETSA -  Belakangan sempat beredar siaran pesan Whatsapp pada Jumat (3/12) lalu yang menginfokan bahwa dini hari telah terjadi pelecehan seksual dengan korban perempuan. Isi pesan itu juga mengimbau untuk tidak melewati jalan sekitaran kampus saat sepi sendirian, utamanya untuk perempuan.

"Untuk saat ini jika bisa tidak lewat jalan di Unmul terutama sekitaran FISIP, Faperta, Fahutan dan sekarang kalau bisa lewat jalan besar aja guna mencegah kejadian seperti itu, biar laki laki atau perempuan sama saja, dan kalau malam usahakan jangan sendiri ya. Tetap hati-hati di jalan," tulis forward message yang beredar di WhatsApp.

Menanggapi hal itu, awak Sketsa pun mendatangi pos keamanan gerbang utama Unmul. Sketsa bertemu dengan Rohadi, satpam yang tengah berjaga pada Selasa sore (21/12) lalu. Dirinya mengungkapkan informasi pelecehan seksual lainnya, yang datang dari FKIP.

Ia mengungkap bahwa korban saat itu mengalami pelecehan, pelaku menyentuh tubuh bagian atas korban.  “Nah pelakunya itu dia ngikutin  terus di persimpangan FKIP dipegang anunya (dada) itu kan. Abis tuh dia kabur. Teriak si cewek itu ke pelakunya, abis itu personel yang di sebelah pos 209 itu, dia ngontak di rumah dinas. Nah sampai di situ dikasihkan ciri-ciri motornya langsung ditangkap si pelakunya,” jelasnya.

Setelah berhasil menangkap pelaku pelecehan tersebut, pihaknya langsung membawa pelaku ke pihak berwajib. Dari keterangannya pula, diketahui jika pelaku langsung dibawa ke Kepolisian Sektor (Polsek) Samarinda Ulu guna pemeriksaan lebih lanjut.

“Tapikan berkewajiban yang dari kepolisian, kami cuma mengamankan saja. Kami tangkap langsung kami bawa ke kantor polisi, jadi yang terakhir itu sudah diamankan di polisi."

Terkait penjagaan wilayah kampus, Rohadi menuturkan jika setiap harinya dilakukan sif kerja. Sif ini terbagi menjadi sif pagi, sore, dan malam. Adapun setiap anggota tidak ada yang berjaga hanya di satu tempat yang sama.

“Kami kan rolling lagi tiap hari tidak harus di sini seorang. Biasa kami patroli keliling, ini kan 2 personel jaga di rektorat. Setelah mereka kontrol, pintu rektorat dikunci, setelah itu mereka patroli di sekitaran kampus Unmul, nanti berhenti digerbang utama, terus balik lagi ke rektorat," pungkas Rohadi.

Kemudian awak Sketsa mewawancarai dua narasumber perempuan yaitu Raisha Azzahrodan, mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB, dan Ferenchelliana Hong Luhat, mahasiswi Prodi Agrobisnis Faperta. Keduanya merupakan mahasiswi Unmul yang kerap pulang malam lantaran adanya kegiatan kampus. 

Sebagai mahasiswi di FIB Unmul, Raisha juga menilai bahwa lampu jalan menuju gerbang Unmul beberapa kali mati dan tidak ada satpam yang berjaga.

"Khawatir banget. Karena suasana kampus saat malam itu cukup menakutkan bagi saya. Ditambah dengan beberapa lampu yang tidak menyala di tempat dengan risiko tinggi. Beberapa satpam fakultas kadang-kadang tidak ada," ucap Raisha, Jumat (31/12).

Hal senada diungkap Feren. Meski dirinya masih merasa sanggup menjaga diri, sebagai mahasiswi Faperta ia menganggap keamanan kampus juga tak maksimal. Seharusnya kampus dapat lebih memperhatikan segala fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa seperti pembangunan yang harus diperbaiki atau direnovasi.

"Jalanan, prasarana transportasi yang biasa dilewati para mahasiswa bisa diperhatikan kembali, dan keamanan di setiap kampus bisa di perhatikan juga,” tutupnya pada Jumat (31/12). (vyn/lyn/str/khn)



Kolom Komentar

Share this article