Berita Kampus

Unmul Pesimis Pasang SSO, Mahasiswa Justru Antusias

Tawaran akses internet melalui SSO disambut baik mahasiswa. (Foto: Darul Asmawan)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Telkom Indonesia tahun 2017 lalu telah menawarkan Unmul untuk kerja sama pengadaan teknologi Single Sign On (SSO). Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan akses menggunakan wifi.id, bisa diakses seluruh civitas academica selama bersedia membeli voucer internet seharga Rp30 ribu per bulan dengan kuota unlimited.

Jika tawaran tersebut diambil, maka Telkom Indonesia siap memasang SSO di berbagai titik se-Unmul. Namun Unmul masih ragu bersikap dan menimbang-nimbang beberapa hal sebelum mengambil tawaran tersebut. Salah satu alasannya, Unmul harus bisa menjamin ada minimal 5 ribu pengguna jika SSO diberlakukan.

( Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/teknologi-sso-untuk-solusi-akses-internet-unmul-masih-ragu/baca )

Menanggapi keraguan Unmul terhadap tawaran Telkom Indonesia, Sketsa kemudian menjaring tanggapan dari tiga mahasiswa yang kuliah di tiga kampus berbeda: Gunung Kelua, Pahlawan, dan Flores.

Hasilnya, tiga mahasiswa tersebut sangat antusias menanggapi kabar tersebut. Bahkan ketiganya optimistis, jika SSO diterapkan di Unmul, maka penggunanya akan melampaui 5 ribu orang.

Gresiandre Putra menyebut, jika diterapkan, SSO akan sangat menguntungkan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan intens akan internet. Perihal sistem voucer yang kelak harus dibayar tiap pengguna, ia mengaku hal itu sah-sah saja. Maka, SSO ia harapkan bisa jadi salah satu solusi memperlancar akses internet di Unmul.

“Asalkan ada sosialisasi yang dilakukan dan merata persebarannya, saya rasa 5 ribu pengguna bukan angka yang sulit untuk didapatkan,” pikir mahasiswa FKIP Prodi Bahasa Inggris 2015 itu.

Realitanya kini, jangankan sosialisasi, informasi tentang tawaran kerja sama Telkom Indonesia ke Unmul tersebut pun saat ini masih terbatas karena hanya diketahui segelintir pihak saja. Nazwa, mahasiswi FEB Prodi Akuntansi 2016 pun baru mengetahui informasi tersebut saat ditanyai Sketsa. Namun jika kelak SSO diterapkan, ia masih bingung dengan mekanisme pembayaran yang harus dilakukan oleh tiap pengguna.

WiFi ini sebenarnya penting sekali ya. Karena di FEB sendiri dosen kerap menugaskan mahasiswa untuk mencari bahan pembelajaran di internet, termasuk jurnal,” sebutnya saat ditanya pentingkah adanya fasilitas hotspot internet di area kampus.

Perihal tawaran kerja sama dari Telkom Indonesia di atas, Safna Naida Choirani memandang peluang itu sebaiknya diambil untuk memaksimalkan pelayanan kepada mahasiswa maupun civitas academica. Mahasiswa FIB Prodi Sastra Inggris 2016 ini menganggap, keberadaan SSO bisa jadi solusi karena penyediaan fasilitas internet yang disediakan Unmul belum merata ke semua titik.

“Saya merasa Unmul belum sepenuhnya memfasilitasi akses internet. Hanya beberapa fakultas yang menyediakan akses WiFi corner dan untuk Unmul keseluruhan belum,” tanggapnya. (sut/ajy/dan/fir/mla/cin/adl)



Kolom Komentar

Share this article