Berita Kampus

Tim Tari Unmul Menanggapi Tuduhan Plagiat

Tim tari Unmul yang memenangkan FTB

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA -  Terpilihnya Unmul sebagai juara umum di malam anugerah Festival Tari Borneo (FTB) VI Kamis(22/09) di GOR 27 September menyisakan cerita lain di baliknya. Sebuah video yang diunggah oleh pengguna Youtube bernama Cheezwan Jay, menampilkan tarian Danau Lipan Bercahaya yang dibawakan oleh penari Unmul. Video tersebut menuai banyak komentar-komentar dari viewers yang menilai tarian yang dibawa penari Unmul merupakan hasil plagiat.

“Baru nonton sampai habis, kok tidak ada kriteria untuk jadi pemenang, ya? Bukannya Festival Tari Borneo itu acara yang bergengsi. Kalau seperti ini yang menang, bisa jatuh martabat Festival Tari Borneo. Karya tari yang dituntut untuk kreativitas dalam garapan, bukan menjiplak hasil karya koreografer lain. Miris.” Begitu tulis salah seorang viewers.

Menanggapi komentar-komentar negatif tersebut, Chevi Nurdayanti salah seorang penari Danau Lipan saat ditemui sketsa pada Sabtu (8/10) lalu, menjelaskan bahwa tarian tersebut bukan plagiat.Karena menurutnya timnya sudah melalui proses. Dan lagi, hal seperti ini tergantung dari pandangan penari atau pelaku seni dan orang awam.

“Kalau di dalam seni, khususnya tari, pasti ada yang namanya pola dasar, pola dasar itu gerakan di mana ada batasan gerak yang memang sudah ditentukan itu gerakannya. Namanya plagiat, maksudnya yang mereka bilang mengcopy gerakan, tapikan kita ada ekspresi gerak sendiri.Nah, itu yang kita tidak tahu sama atau tidak,” jawabnya.

“Saya sudah melihat video tari yang mereka katakan sama, menurut saya gerakan tari mereka tidak persis sama karena tari mereka punya cerita sedangkan tarian kami juga punya cerita. Salah satu yang saya lihat adalah warna kostum yang sama,” lanjur gadis yang akrab disapa Chevi ini.

Tari Danau Lipan mengisahkan tentang perjodohan Aji Bidar Putih, dengan raja asal Cina. Konon, peristiwa ini terjadi di Muara Kaman, yang kala itu menjadi daerah perdagangan tersibuk. Tarian ini belum banyak dikenal, tidak seperti Tari Jepen ataupun Tari Dayak yang sudah mendunia.

“Saya kurang tahu sisi plagiatnya dari mana, menurut saya sebagai seorang penari tradisional, namanya tari itu pasti tidak terbatas dengan satu gerakan pasti ada pengembangan tersendiri,” tukasnya. (els/e2)



Kolom Komentar

Share this article