Berita Kampus

Sanksi Sosial Pencurian Helm Tak Cukup, Mahasiswa Ingin Adanya Tempat Penitipan Helm

Kasus pencurian helm tertangkap kamera pengawas di sekitar gedung baru FT

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: YouTube @Fakultas Teknik Unmul

SKETSA - Kasus pencurian helm di Unmul seperti tidak ada habisnya. Penanganannya pun sulit. Padahal berbagai upaya telah dilakukan. Mulai dari penjagaan oleh Satpam, pemasangan CCTV, hingga penyebaran bukti aksi pencurian. 

Seperti kasus pencurian terbaru, pada Juni lalu. Sebuah video rekaman CCTV yang menampilkan aksi maling di gedung baru Fakultas Teknik Unmul. Rekaman itu diunggah di kanal Youtube sebagai sanksi sosial. 

(Lihat: Maling Helm di Gedung Baru).

Dalam video tersebut tertangkap seorang lelaki yang wajahnya ditutup tengah meraup sebuah helm yang dikaitkan pada kaca spion sepeda motor yang sedang diparkir.

Sketsa kemudian menghubungi staff Informasi dan Teknologi (IT), Dani pada Senin (3/7) lalu. Dani yang mengunggah rekaman CCTV tersebut mengaku pengunggahan video tersebut untuk memberi efek jera kepada setiap maling di gedung  FT Unmul. 

Rekaman tersebut juga ia sebutkan sebagai video pertama yang menangkap aksi pencurian setelah dipasangnya kamera CCTV di gedung baru FT Unmul.

“Karena memang di gedung baru itu tuh sering kemalingan, sebelumnya di gedung baru itu belum ada CCTV-nya, jadi seminggu tuh ada beberapa kali hilang," ucap Dani.

Sebelumnya, tepat di gedung lama FT Unmul juga sempat menangkap seorang pelaku pencurian helm yang terekam oleh CCTV. Kemudian rekaman tersebut disebarkan melalui media sosial dengan tujuan yang sama seperti yang disebut oleh Dani, yaitu agar memberi rasa jera kepada sang pelaku. 

Upaya itu berhasil. Pelaku tersebut didatangkan untuk diminta pertanggungjawaban. Dengan mengganti uang.

“Cuma dia istilahnya harus berjanji nggak bakal motor itu (yang dipakai saat mencuri) balik kesini lagi gitu kan. Karena platnya kan udah kerekam di CCTV, udah jelas itu," terang Dani.

Awak Sketsa juga sempat menghubungi Lajumu selaku salah satu pihak dari keamanan FT Unmul pada Sabtu (24/6) lalu. 

Saat itu Lajumu mengaku pelaku pencurian helm yang terekam dalam CCTV di gedung baru tersebut belum juga ditangkap. Adapun plat motor dari pelaku yang tidak jelas tertangkap oleh CCTV menjadi alasan pelaku tersebut sulit ditemukan.

“Kalau untuk saat ini belum ada (pelaku tertangkap), karena pintar juga maling. Kadang dihitamkan semua platnya (nomor plat motor).”  lanjut Lajumu yang diwawancarai di pos keamanan FT Unmul.

Pencurian helm diakui oleh Lajumu memang sudah sering terjadi di gedung FT Unmul dan sudah banyak laporan masuk terkait kasus tersebut. 

Kehadiran CCTV juga, Lajumu anggap kurang efektif karena terkadang plat motor yang tidak jelas terlihat ketika diperiksa. Apalagi CCTV tersebut juga tidak dipantau secara terus-menerus. 

Menurut kejadian-kejadian sebelumnya, Lajumu berkata bahwa kebanyakan kasus pencurian helm berakhir dengan mahasiswa yang hanya mengikhlaskan helm mereka yang dicuri tersebut tanpa menemukan sang pelaku. 

Bukti yang kurang kuat juga terkadang menjadi alasan mengapa perkara pencurian helm tersebut tidak diusut sampai tuntas.

“Kalau yang kayak gitu (pencurian helm), kadang mahasiswa ikhlaskan, kadang juga nggak.  Tapi kita juga nggak ada bukti juga untuk menangkap pelaku.” ujar Lajumu.

Dibalik pencurian yang kerap kali terjadi secara berulang ini pun terdapat mahasiswa yang kena apes dari aksi tersebut. 

Muhammad Naufal Wildan, merupakan mahasiswa yang menjadi korban dari pelaku yang tertangkap kamera CCTV tersebut berkesempatan untuk kami wawancarai pada Jumat (23/6) lalu.

Naufal yang merupakan seorang mahasiswa dari prodi Informatika mengaku kehilangan helmnya kala melakukan Ujian Akhir Semester (UAS) di Gedung Unmul Hub. Ketika hendak pulang, Naufal mengaku terkejut saat helmnya sudah lenyap dari motor yang ia parkirkan. 

Namun Naufal tak sempat segera melapor pada hari kejadian. Ia baru mendatangi pihak keamanan FT pada keesokan harinya dan meminta untuk melihat hasil rekaman CCTV pada saat kejadian perkara.

“Karena saya ada waktu di tempat lain jadi pada saat hari H kejadian saya belum melapor ke keamanan kampus. Lalu besoknya saya melapor kemudian di cek CCTV gedung ternyata ada yg maling helm saya," terang Naufal.

Dari pencurian yang menimpa dirinya, Naufal berharap keamanan lebih diperketat lagi dan kampus seharusnya menyediakan tempat yang aman," 

"Ya biar kejadian seperti ini tidak terulang.” harap Naufal.

Tak hanya Naufal, Kartini (bukan nama sebenarnya) yang juga merupakan mahasiswa Informatika angkatan 2021 pernah mengalami hal yang sama. Ia bahkan sudah 2 kali menjadi korban pencurian helm. 

Dalam wawancaranya pada Minggu (2/7), ia mengatakan bahwa kejadian yang pertama terjadi pada saat ia melakukan praktikum dan kejadian kedua waktu sore hari setelah hujan dengan kondisi sudah banyak mahasiswa yang sudah pulang.

Kartini mengaku bahwa dirinya lalai waktu itu dan tidak mengetahui bahwa area parkir Fakultas Teknik rawan akan pencurian. 

"Memang kesalahan kita sendiri sebenarnya, karena sudah ada peringatan kalau bawa helm jangan ditaruh di parkiran. Tapi bingung juga mau ditaro di mana," jelas Kartini.

Kartini merasa kebingungan, karena Ia juga dilarang untuk menitipkan helm di dalam kampus. Sementara ketika di luar, bisa dimaling lagi.

“Jadi harapannya harus ada tempat atau ruangan tempat khusus untuk mahasiswa menitipkan helmnya sehingga kejadian pencurian helm dapat dihindari,” harap Kartini. (sky/fza/tha/mgw).



Kolom Komentar

Share this article