Berita Kampus

Nyaris Kelar, “Bioskop” Unmul Berbayar?

Wakil Rektor I Bidang Akademik Mustofa Agung Sardjono. (Sumber: Eka Rizki)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Hampir rampungnya pengerjaan ‘ruang sinema’ turut ditanggapi Wakil Rektor I Bidang Akademik Mustofa Agung Sardjono. Akan tetapi, Mustofa belum bisa memberi kepastian tanggal peresmian ruang tersebut karena belum mendapat laporan terbaru dari Kepala Perpustakaan Unmul Supadi.

(Baca, https://sketsaunmul.co/berita-kampus/menanti-peresmian-bioskop-unmul/baca)

Ruang yang terletak di lantai III Perpustakaan Unmul itu saat ini telah memasuki tahap akhir pengerjaan. Masih ada beberapa hal yang belum dilengkapi sebelum akhirnya diresmikan.

“Perkembangan terbaru belum terlaporkan. Sehingga saya tidak tahu apakah (ruang sinema itu) sudah siap atau belum untuk dioperasikan,” katanya.

Pemanfaatan ruang tersebut bisa dipakai untuk banyak hal, seperti pemutaran video dan sarana kuliah umum. Mustofa bahkan menawarkan agar ruang tersebut kelak berfungsi untuk menampilkan laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam bentuk video.

Di Universitas Gadjah Mada (UGM), ujarnya, laporan KKN tidak dalam bentuk buku laporan, tapi dalam bentuk film. Setiap kelompok harus membuat film. Fungsinya selain meningkatkan kreativitas, juga menjadi sarana untuk memperkenalkan beragam lokasi KKN saat mahasiswa melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat.

“Saya berpikir, kalau memanfaatkan ruang sinema, KKN-nya nanti tidak lagi bentuk laporan fisik, tapi bentuk (video) digital. Bahkan (hal tersebut) lebih menarik dan bisa menjadikan orang lebih kreatif,” gagasnya.

Gagasan Mustofa bukanlah keputusan yang multak dijalankan, namun harus melalui proses, lalu disetujui Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M). Gagasan apa pun, selama tidak melanggar aturan, ada kemungkinan gagasan tersebut bisa diwujudkan. 

Ia pun mendukung pengadaan fasilitas tersebut, meski secara spesifik belum diketahui menggunakan anggaran perpustakaan atau kerja sama. Namun, ia berpesan agar manfaat dan tujuan pengadaan ruangan itu harus jelas.

“Kalau sama sekali free, mohon dipahami. Kalau tidak ada perawatan, lama-lama akan rusak juga. Yang penting rasional,” sebutnya saat dikonfirmasi apakah kelak ruangan tersebut akan berbayar atau tidak. (erp/dan/els)



Kolom Komentar

Share this article