Berita Kampus

Menyoroti Keamanan Unmul dan Upaya yang Dilakukan

Jaringan Advokasi Mulawarman lakukan bedah Standar Operational Prosedur (SOP) Keamanan pada Selasa (20/3) di Gedung Rektorat Unmul Lantai 3. (Sumber: Istimewa)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Pembegalan di lingkungan Unmul beberapa waktu yang lalu kembali marak terjadi. Sejumlah korban berjatuhan, berseliweran dari pesan-pesan broadcast. Salah satu korban bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit. Banyak pula kesaksian beberapa mahasiswa yang diganggu di sekitar kampus. Pelaku pembegalan kerap beraksi dengan memepeti motor korbannya hingga korban terjatuh. Modus tersebut dilakukan untuk mengambil barang korban. Tak jarang,pelaku pembegalan nekat membawa senjata tajam guna melancarkan aksinya. Tak peduli waktu, siang, malam, atau pagi hari.

Ditemui Sketsa pada Rabu (14/3) lalu, Koordinator Keamanan Unmul, Hasan menuturkan bahwa kejadian semacam ini mulai terjadi sejak 2005 hingga pada akhirnya sempat meredam, dan kembali marak pada awal 2018. Upaya demi upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kewaspadaan. Hasan juga menyebar sebanyak 21 patroli khusus untuk mengamankan kampus di Gunung Kelua. Dikatakan Hasan, pembegalan biasa terjadi di daerah-daerah yang memang sepi kendaraan lalu lalang.

“Sering terjadinya kejadian itu di (Fakultas) Kehutanan juga (Fakultas) Pertanian," ungkap pria kelahiran Ambon tersebut.

Ia menyatakan bahwa beberapa dari pihak keamanan ditempatkan untuk menjaga area masuk kampus Unmul Gunung Kelua dan menutup jalur masuk pelaku pembegalan. Perlu diketahui, penjagaan bukan hanya dilakukan di daerah kampus Unmul Gunung Kelua saja. Di beberapa titik kampus Unmul seperti di Jalan Flores, Jalan Banggeris, dan Jalan Pahlawan pun diperketat.

Hasan juga meminta kerja sama dengan pihak mahasiswa umum dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baik tingkat Unmul maupun fakultas, demi terciptanyakeamanan kampus yang nyaman untuk bersama.

Di samping itu, menyinggung perihal aksi menulis keresahan pada spanduk beberapa hari lalu oleh sejumlah oknum dirasa cara yang kurang tepat oleh Hasan. Menurutnya, jika ada kekurangan yang ada pada petugas keamanan maka segera melapor pada pihak terkait.

"Cukup baik, tapi caranya yang salah. Silakan Anda koordinasi dengan saya apabila memang selaku keamanan tidak ada tindakan," paparnya.

Pun pihak keamanan menerima dengan terbuka kritik dan saran dari mahasiswa. Hasan juga berpesan kepada mahasiswa apabila mahasiswa menemui orang-orang yang mencurigakan di sekitar kampus agar jangan ragu dan takut untuk segera melapor.

Bedah SOP Keamanan, Sepakat Terapkan Arah Keluar-Masuk

Selang beberapa hari usai melancarkan aksi ‘Unmul Darurat Keamanan’ pada Kamis (15/3) lalu , Jaringan Advokasi Mulawarman lakukan bedah Standar Operational Prosedur (SOP) Keamanan pada Selasa (20/3). Bertempat di Gedung Rektorat Unmul Lantai 3, agenda ini dihadiri oleh jajaran birokrat kampus, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) dan sejumlah perwakilan BEM fakultas. Di antaranya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Farmasi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Pertanian (Faperta), dan Fakultas Teknik (FT).

Kegiatan ini dimulai pukul 10.47 Wita dibuka langsung oleh Abdunnur selaku Wakil Rektor II Bidang Umum, SDM, dan Keuangan. Dilanjutkan dengan pemaparan hasil bedah SOP oleh Suwondo selaku Menteri Kebijakan Kampus. Dalam paparannya, Suwondo mengatakan bahwa pihak rektorat perlu meninjau SOP di bagian tujuan, sarana penunjang, teknis, dan uraian tugas pada satuan petugas (Satgas) agar lebih direalisasikan.

Selain itu, hal lain yang disorot ialah soal transparansi anggaran dan administrasi, serta penambahan fasilitas yang wajib dimiliki Satgas sebagai penunjang keamanan. "Ini perlu menjadi salah satu upaya, karena keperluan Satgas juga harus menjadi utama dalam pengamanan kampus," paparnya.

Di tengah-tengah berlangsungnya kegiatan tersebut, ada proses negosiasi antara pihak rektorat dan mahasiswa. Massa yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Mulawarman menawarkan solusi untuk tiga permasalahan di kampus, yakni pos portal yang kembali dioperasikan, adanya lahan parkir massal, dan aturan terkait jam malam.

Menanggapi pembuatan dan pengoperasian portal kembali, melalui Abdunnur pihak rektorat menawarkan untuk adanya rencana pembuatan pos portal di beberapa titik, seperti di jalan samping Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan BNI. Dalam pembahasannya, forum menyepakati untuk menerapkan aturan arah keluar-masuk, di mana arah keluar satu-satunya di jalan samping FPIK dan arah masuk di jalan samping BNI. Sedangkan jalan di samping Masjid Al Fatihah akan diberlakukan sistem buka-tutup pada hari-hari tertentu, seperti Jumat.

"(Pos) Gelatik dan Perjuangan, kan, tidak bisa kita apa-apain (masih digunakan untuk umum). Kita ingin mengubah pos keamanan masuk dan keluar. Alternatifnya pintu M. Yamin, (Fakultas) Perikanan, BNI dan Masjid Al Fatihah," terang Abdunnur.

Sementara untuk penempatan lahan parkir massal, forum menyepakati bahwa ada dua titik lahan parkir yang berlokasi di depan Perpustakaan Unmul dan depan Gedung MPK. Dengan adanya lahan parkir massal ini diharapkan agar mahasiswa tidak lagi parkir di sembarang lahan yang membuat kampus menjadi kumuh. Tentunya dengan hal ini Unmul ingin menciptakan sistem keamanan yang lebih baik dari sebelumnya.

Pihak rektorat dan Jaringan Advokasi Mulawarman yang tergabung dalam forum tersebut telah menyepakati untuk melakukan percobaan untuk memberlakukan sistem arah keluar-masuk dan lahan parkir massal selama sepekan dimulai sejak Senin (26/3) lalu. Beberapa hari belakangan, rencana tersebut tengah diupayakan untuk diterapkan. Portal di samping Masjid Al Fatihah ditutup serta adanya pengalihan jalur dengan tulisan penanda arah. Percobaan ini dilakukan untuk melihat respons mahasiswa sebelum benar-benar resmi diberlakukan. (cin/snh/ubg/tim1/aml/adl)



Kolom Komentar

Share this article