Berita Kampus

Enam Mahasiswa Unmul Lolos dalam Program IISMA 2022

Unmul kembali berangkatkan mahasiswanya di IISMA 2022

Sumber Gambar: Website ITS

SKETSA - Kali ini, Unmul tidak ketinggalan untuk kembali berpartisipasi dalam ajang Indonesia International Student Mobility Award (IISMA). Sebelumnya tujuh mahasiswa lolos dalam program ini. (baca:https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/partisipasi-mahasiswa-unmul-dalam-iisma-kampus-merdeka/baca).

Sabtu (14/5) lalu, hasil seleksi IISMA 2022 secara resmi telah diumumkan melalui laman resmi site.iisma.id. Hasilnya terdapat enam mahasiswa Unmul yang berhasil lolos.

Nama-nama itu di antaranya: Muhammad Rafly Raihandy dari Sastra Inggris, Fatima Ramadhanty Rahmat dari Teknik Lingkungan, Salsabila dari Ilmu Hubungan Internasional, Toshi Atthur Ilafi dari Ekonomi Pembangunan, Latifa Nurfitriana dari Pendidikan Bahasa Inggris, dan Jeni Ananda Nur Islam dari Ilmu Komunikasi.

Hal itu turut dikonfirmasi oleh Widi Sunaryo, selaku Kepala UPT Layanan Internasional (LI) Unmul pada Senin (23/5) lalu. Nantinya keenam mahasiswa tersebut, tutur Widi, akan diberangkatkan bersamaan dengan pemberangkatan peserta dari program internasional lainnya.

Sebagai wadah pengembangan mahasiswa Unmul ke kancah internasional, UPT LI turut memberikan bantuan dan dukungan kepada mahasiswa yang akan mengikuti program IISMA. Widi menyebutkan, terdapat beberapa fasilitas yang disediakan secara gratis, seperti pelatihan dan tes bahasa Inggris.

“UPT LI Unmul membiayai tes Duolingo untuk 80 mahasiswa dengan biaya sebesar Rp  600.000,00. Lalu ada pula bantuan pengisian formulir dan lamaran, serta bantuan untuk proses interview," terangnya melalui panggilan suara.

Tak hanya itu, UPT LI Unmul juga membantu mahasiswa dalam pengurusan dokumen seperti surat pengantar untuk mengurus paspor. Namun, terdapat beberapa dokumen yang harus diurus secara mandiri oleh mahasiswa seperti transkrip nilai.

UPT LI Unmul rupanya tak berdiri sendiri dalam pendanaan program IISMA 2022. Ketika ditanya menyoal pihak mana saja yang turun tangan mengalokasikan dana untuk IISMA, Widi memaparkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) turut mengakomodasi kebutuhan mahasiswa yang akan berangkat ke luar negeri. Dana yang dialokasikan, sebutnya, berupa dana untuk tiket pesawat, biaya hidup, serta asuransi.

“Program ini bekerjasama dengan berbagai negara dan dibiayai oleh Unmul dan Belmawa. Namun, program ini tidak sama dengan IISMA, dimana International Credit Transfer boleh mengambil 2 mata kuliah saja, berbeda dengan IISMA yang harus mengambil minimal 4 mata kuliah. Bagi yang tertarik untuk mengikuti program internasional, silakan mengunjungi website atau akun Instagram dan Facebook resmi UPT LI Unmul.”

Dari keenam mahasiswa yang berhasil lolos, Sketsa berkesempatan mewawancarai dua diantaranya, yaitu Toshi Atthur Ilafi dan Muhammad Rafly Raihandy. Keduanya diterima di universitas yang sama, Sapienza University of Rome.

Sebelum diterima, Toshi mengaku dirinya telah melakukan persiapan jauh sebelum program IISMA 2022 dibuka. Terutama mebangun CV dan kemampuan bahasa Inggrisnya. Sementara pada proses seleksi, mahasiswa prodi Ekonomi Pembangunan itu merasa persyaratan yang paling berat adalah penulisan esai. 

"Jadi harus dipersiapkan cara menulis yang baik dalam bahasa Inggris terutama grammar harus diperhatikan,” kisah Toshi dalam wawancara via Zoom bersama awak Sketsa.

“Sebelum daftar, seleksi pertama itu pemilihan mata kuliahnya. Kita yang memilih sendiri mata kuliahnya. Jadi, kemarin itu ada empat (mata kuliah), yang pertama itu yang berhubungan dengan Prodi saya, yaitu Ekonomi Pembangunan. Lalu, untuk mata kuliah kedua, saya memilih Sejarah Roma. Setelah itu, saya juga memilih (mata kuliah) Sosiologi, jadi kita mempelajari sifat-sifat orang,” imbuhnya pada Minggu (22/5).

Toshi turut mengapresiasi bantuan yang telah diberikan oleh universitas. Namun, ada beberapa hal yang menurutnya bisa diperjelas nantinya, seperti persyaratan pengambilan mata kuliah. Ia juga menyayangkan minimnya informasi yang diberikan oleh Unmul terkait IISMA.  

Beralih ke Muhammad Rafly Raihandy, mahasiswa Sastra Inggris itu turut mengaku bahwa pihak universitas telah memberikan bantuan dan fasilitas yang cukup memadai. Diwawancarai pada Minggu (22/5), baginya, bantuan yang diberikan cukup meringankan beban finansial mahasiswa yang ingin mengikuti IISMA.

“Program yang ditawarkan menarik banget! Siapa yang nggak kepengen kuliah ke luar negeri, fully funded, dan didukung pemerintah? Enggak ada, ‘kan?” tutur Rafly ketika ditanya alasannya memilih program IISMA.

Seperti Toshi, Rafly turut mempersiapkan diri jauh hari sebelum pembukaan program. Berbincang dengan mahasiswa Unmul yang juga alumni IISMA, menjadi jalan baginya untuk mendapatkan  tips dan informasi.

“Saya akan belajar dan mengamati bagaimana budaya dan pola pikir di luar negeri, lalu diterapkan pada saat kembali ke tanah air,” tutupnya. (lav/mar/dre/tha/khn)



Kolom Komentar

Share this article