Berita Kampus

Cadar dalam Aturan Kampus Mulawarman

Ilustrasi (Sumber: alamiry.net)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Bertahun-tahun menjadi dosen, Nurhasanah belum pernah menemukan mahasiswa di kelasnya ada yang mengenakan cadar. Alih-alih tak bersinggungan, saat ini ia membimbing satu mahasiswa berpakaian tertutup dengan cadar menutupi bagian wajah.

Bagi Nurhasanah, tidak ada persoalan atas hal itu—memakai cadar seyogianya adalah pilihan. Bahkan, jika nanti ia menemukan di kelasnya saat mengajar ada yang mengenakan cadar, itu pun tak akan jadi gangguan.

Untuk mahasiswa yang ia bimbing ini misalnya, ia tidak menemukan masalah berarti dalam kapasitasnya sebagai dosen pembimbing. Lebih dari itu, ia balik berpesan kepada mahasiswa bimbingannya untuk menguatkan kajian terhadap dua hal. Pertama, mengerti akan dalil bercadar dalam Islam. Kedua, harus mempunyai analisis akademik.

(Baca: https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/suara-para-pengguna-cadar-di-unmul/baca)

Artinya, mahasiswa bersangkutan telah paham ketika ditanya pihak akademik terkait penggunaan cadarnya. Mahasiswa bisa menjawab lebih kuat dengan tak hanya mengandalkan dalil saja. Mengingat kampus adalah lingkungan yang tidak condong pada ajaran agama tertentu. Maka dengan menambah landasan aturan yang jelas, keputusan menggunakan cadar tentu lebih bisa diterima.

“Saya juga bilang ke beliau, kalau ada kenapa-napa segera komunikasikan ke saya. Kalau masih bisa di-handle prodi, prodi akan bantu,” kata dosen sekaligus sekretaris prodi Ilmu Pemerintahan ini.

Tidak Ada Diskriminasi Cadar dalam Aturan

IAIN Bukittinggi mempersoalkan penggunaan cadar bagi civitas academica di dalam kampusnya. Surat yang keluar tertanggal 20 Februari 2018 itu menuntut perempuan untuk “memakai pakaian agak longgar, jilbab tidak tipis dan tidak pendek, tidak bercadar/masker/penutup wajah, memakai sepatu dan kaos kaki”.

Di Unmul, diskriminasi seperti itu untungnya tidak terjadi. Aturan berpakaian jauh lebih luwes. Dalam Pedoman Etika Sivitas Akademika Universitas Mulawarmanetika berpakaian mahasiswa lebih ditekankan kepada penampilan baik sesuai dengan kaidah-kaidah kesopanan dan kepatutan. Selain itu berbusana yang baik, bersih, sopan, dan pantas sesuai dengan norma umum, berikut ketentuan yang diatur oleh universitas atau fakultas.

Wakil Rektor III, Encik Akhmad Syaifudin dalam wawancaranya dengan Sketsa mengamini itu. "Kami tidak pernah mengatur penggunaan cadar di Unmul," katanya. (ann/adl/wal/aml)



Kolom Komentar

Share this article