Berita Kampus

Belajar tentang Sinematografi, Pemula Jangan Berkecil Hati

Ridho Azlam Ambo Asse, salah satu pemateri Film Maker Workshop yang diadakan PDTV, media syiar Pusdima Unmul. (Foto: Jati Dwi J.)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – “Bisa dapat dari pengalaman pribadi, riset, baca-baca puisi, cerpen bisa juga dari novel atau majalah,” kata Ridho menjelaskan referensi ide segar sebagai konsep film atau video.

Pria bernama lengkap Ridho Azlam Ambo Asse itu sedang mengisi Film Maker Workshop yang diadakan PDTV, yakni media syiar milik Pusdima Unmul. Berlokasi di Gedung Bundar Fakultas Pertanian, workshop berlangsung tiga hari 2-4 Desember 2016.

Sebelum Ridho, di hari pertama ada Pimpinan Redaksi Tepian TV, Jahruni yang mengisi tentang pengenalan sinematografi. Jahruni pun menyarankan, dalam pembuatan sinema itu mesti dilakukan perencanaan matang.

“Gagal dalam perencanaan sama halnya merencanakan kegagalan,” ujarnya di sela-sela penyampaian materinya.

Sayangnya, salah satu peserta sedikit kecewa karena sesi tanya-jawab tak berlangsung lama dan dibatasi dua orang penanya. Dalih menyesuaikan susunan acara, peserta harap panitia lebih memerhatikan hal tersebut.

Hari kedua, materi tentang tahapan pembuatan film disampaikan Ridho dengan semangat. Sama halnya dengan Jahruni, wajar apabila kru di balik layar saling gontok-gontokan beradu pendapat di pra produksi. Tujuannya, selain perencanaan telah matang dan sepaham pun tak berentet ketika produksi. Sebab, pasca produksi ini membutuhkan waktu cukup lama ketimbang produksinya.

Jika pemula, Ridho menyarankan banyak aplikasi editing gratis yang dapat diaplikasikan. “Bisa pakai AVS Video. Tapi, saya lebih menyarankan, kalau teman-teman belajar pakai Adobe PremierKalau, diorientasi kerja saja sudah pakai Adobe Premier atau Final Cut kenapa masih pakai yang di bawah itu,”ujarnya.

Fokus ke bidang masing-masing yang tengah ingin digeluti, pun patut diperhatikan. Juga bagi seorang pemula pastilah melalui tahapan hingga bisa disebut sukses.

“Tahun pertama belajar, sering ikut pelatihan atau workshop. Tahun kedua ikut lomba, tapi hati-hati jangan langsung berkuasa, harus ada regenerasi, supaya bisa bertahan seterusnya,” pesan pria kelahiran Makassar ini.

Uniknya, ketika peserta dibagi kelompok demi menjalankan tugas membuat video Ridho dengan senang hati meminjamkan sebagian peralatannya kepada peserta, seperti Kamera DSLR dan Clip On. Ya, di hari kedua peserta diberi tugas membuat konsep ide, menulis naskah hingga take gambar. Semua itu dikumpulkan di hari ketiga untuk masuk di pasca produksi, yakni editing dengan durasi yang ditentukan satu menit.

Peserta berasal dari latar belakang berbeda ini pun berusaha menampilkan yang terbaik dari hasil karyanya. Terpisah, Amy Amaliah General Manager PDTV, berharap dengan workshop ini peserta maupun pihak PDTV dapat mengaplikasikan sinematografi dalam kehidupan dan menciptakan karya-karya yang berkualitas.

“Bukan cuma karya yang sekadar cari sensasi, kalau bisa yang memberikan pesan moral dan menginspirasi orang banyak,” pungkas mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat 2012 tersebut. (jdj/wal)



Kolom Komentar

Share this article