Sosok

Rahmat Aprilian Putra, Duta Global Goals Action Indonesia 2019

Rahmat Aprilian Putra, Duta Global Goals Action Indonesia 2019. (Sumber foto: Dok. Pribadi)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Baru-baru ini sosok Rahmat Aprilian Putra cukup menarik perhatian, karena pelabelannya sebagai duta Global Goals Action Indonesia 2019 di Hotel Grand Season Kuala Lumpur, Malaysia pada 20 sampai 22 Januari kemarin. Bahkan potretnya menggunakan setelan jas lengkap dengan pin garuda pada kerah kirinya sembari menguntai senyum juga mengisi laman web universitas yang turut berbangga dengan prestasinya itu. Diketahui bahwa ada 150 perwakilan dari 24 negara yang turut hadir pada acara tersebut.

Pada pagi (6/2) di pelataran gazebo Perpustakaan Unmul, awak Sketsa berkesempatan mewawancarai mahasiswa semester akhir Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul tersebut. Kepada Sketsa, Rahmat bercerita bahwa ada 8 organisasi internasional yang ia geluti sekarang, di mana ia menjadi pengurus inti pada 5 di antaranya. Beberapa organisasi yang ia ikuti adalah Sustainable Development Goals sejak 2018 lalu dan Discovery Nerwork Asia sejak 2016.

Tak hanya di luar kampus, Rahmat juga berujar bahwa ia juga turut mengaktifkan diri pada organisasi di kampus. "Di kampus saya aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) FISIP dan sekarang menjabat sebagai ketua," ungkapnya. Ia juga mengungkapkan bahwa alasan awal aktif di organisasi adalah untuk mengisi waktu luang. 

"Tugas punya mahasiswa FISIP itukan cenderung sedikit ya, kalau dibandingkan dengan beberapa fakultas lain di Unmul. Jadi ya awalnya mau isi waktu nganggur aja," tuturnya sembari senyum.

Mengulik hidupnya ke belakang, Rahmat mengungkapkan kalau keaktifannya mengikuti kegiatan di luar jam belajar itu dimulai sejak ia SMA. "Hanya saja waktu SMA zaman saya, masih minim kegiatan kayak di kampus gini, paling banter itu saya ikut OSIS," jelasnya.

"Soal kedisiplinan dan taat pada aturan menjadi hal yang paling diprioritaskan oleh keluarga saya," ungkap pemuda yang lahir dan besar di tanah Handil tersebut saat ditanya mengenai lingkungan tinggalnya. Rahmat pun mengatakan pemikiran seperti itu diterapkan keluarganya karena dulu buyutnya adalah anggota militer ditambah kepribadian orang tuanya yang tegas dan to the point.

Rahmat juga berujar untuk dapat mengikuti kegiatan seperti dirinya di Kuala Lumpur tidak perlu ahli dalam Bahasa Inggris. "Yang paling penting itu sebenarnya ada kemauan dan percaya diri," beber Rahmat. Menurutnya sebagian pemuda Indonesia itu tidak sedikit gagasan kreatifnya, hanya saja masih kurang soal kepercayaan diri. (ara/ycp/els)



Kolom Komentar

Share this article