Resensi

Animal Farm: Novel Satir Politik Klasik yang Masih Relevan Hingga Kini

Satir politik karya George Orwell

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Unsplash.com

SKETSA — Mau mencoba membaca novel yang berbeda dari biasanya? Animal Farm bisa menjadi pilihan untuk sebuah pengalaman baru bagimu. Novel Satir ini ditulis oleh seorang penulis asal Inggris dengan nama pena George Orwell. 

Animal Farm dirilis di Inggris pada 17 Agustus 1945, sama dengan hari kemerdekaan negara kita. Meskipun sudah dirilis lebih dari 77 tahun yang lalu, tetapi pesan serta kritik tajam dari Orwell terhadap kelamnya politik masih dapat dirasakan hingga sekarang.

Eric Arthur Blair adalah nama asli Orwell yang lahir di India pada tahun 1903. Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Inggris yang ditugaskan di India. Saat usianya delapan tahun, Orwell disekolahkan di Sussex, Inggris. Orwell juga sempat menjadi polisi di Burma sebelum akhirnya kembali ke Inggris pada tahun 1927 untuk mengejar kariernya sebagai penulis.

Selain menulis fiksi, Orwell juga aktif dalam dunia Jurnalistik selama beberapa tahun dengan fokus terhadap politik, sosial, serta budaya untuk berbagai majalah dan surat kabar. Orwell juga ikut menjadi koresponden dalam perang sipil Spanyol dan menghasilkan karya jurnalistiknya yang berjudul “Hommage to Catalonia”. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu, tak mengherankan kalau Animal Farm bisa sukses menceritakan dinamika politik dengan sangat apik.

Animal Farm membawa kita ke dalam sebuah cerita tentang peternakan, di mana peternakan itu dikelola oleh Pak Jones yang suka mabuk-mabukkan dan memperlakukan binatang-binatangnya dengan cara yang tidak disukai oleh mereka.

Para binatang itu merasa resah dengan perlakuan Pak Jones kepada mereka. Salah satu yang paling resah adalah seorang babi tua bernama Major yang selalu bermimpi tentang kebebasan para binatang di peternakan Pak Jones. Dia selalu menceritakan mimpi-mimpi yang datang dalam tidurnya kepada para binatang. Ia mempidatokannya setiap malam kepada para binatang dan mereka pun suka dengan idenya.

Para binatang yang terinspirasi dengan perkataan babi tua itu kemudian merencanakan cara untuk menguasai dan merebut peternakan dari Pak Jones yang jahat. Awalnya, mereka tidak serta merta membuat strategi untuk menyerang Pak Jones dan karyawannya. Namun, mereka memulainya dengan lagu ciptaan sang babi tua yang berisi semua mimpinya tentang kebebasan binatang Inggris yang dituangkan dalam lagu ini.

Semua binatang di peternakan Pak Jones dengan senang hati dan bangga menyanyikan lagu tersebut dan semakin mempererat persaudaraan antar binatang di peternakan Pak Jones serta membakar semangat mereka tentang kebebasan yang akan mereka capai suatu hari nanti.

Namun, belum sempat binatang dalam peternakan pak Jones merdeka, manor, sang babi tua meninggal dunia. Semua binatang sedih karena hal tersebut. Tetapi rasa sedih itu juga yang membuat mereka ingin mewujudkan mimpi sang babi tua. Maka dimulailah strategi untuk mengusir Pak Jones dari peternakan tersebut dengan arahan dari dua babi muda bernama Napoleon dan Snowball yang cerdas, serta seekor kuda yang sangat kuat agar mereka dapat mengusir pak Jones dari peternakannya sendiri.

Setelah itu, mereka menyusun peraturan yang berisi sepuluh aturan dasar mengenai Animal Farm. Semboyan serta lagu peternakan Inggris menjadi simbol resmi dari peternakan binatang. Mereka juga selalu membuat pertemuan mingguan untuk mengevaluasi kinerja peternakan. Selain itu, peternakan yang baru merdeka ini juga menyiapkan segala macam perangkat yang akan menunjang jalannya peternakan ini.

Para babi mendapat peran sebagai pemerintah atau pemimpin dari peternakan karena babi dianggap sebagai hewan yang cerdas. Burung-burung menjadi penyiar kabar mengenai keberhasilan peternakan Manor, lalu para anjing menjadi penjaga bagi para babi, sedangkan para binatang lain menjadi pekerja seperti di zaman Pak Jones.

Pak Jones yang terusir tidak menyerah dengan peternakannya. Dengan dibantu oleh dua temannya, Pak Jones mencoba untuk merebut kembali peternakan itu. Namun, rupanya binatang-binatang di peternakan sudah siap melakukan penyerangan, sehingga ia harus pergi dari peternakannya sendiri. 

Sekali lagi para binatang bergembira dengan hal ini. Meskipun ada banyak pertumpahan darah dan korban jiwa, para binatang merayakan kemenangan itu dan mengabaikan luka yang diderita oleh Snowball dan yang lainnya. 

Namun, kebahagiaan ini tak berlangsung lama. Para binatang dengan segera terpecah belah kepada siapa mereka akan setia. Terjadi dualisme kepemimpinan dalam peternakan ini. Snowball dan Napoleon seringkali berbeda pendapat. Puncaknya adalah saat Snowball mengajukan sebuah proyek kincir angin. 

Napoleon sangat menolak ide tersebut. Dia menganggap bahwa ide itu merupakan hal yang konyol. Setiap Snowball melakukan pidato mengenai idenya tersebut, Napoleon selalu datang dan menghalanginya dengan berbagai cara. Puncaknya adalah Napoleon menggunakan anjing-anjing yang dirawatnya untuk mengusir Snowball dari peternakan.

Semua binatang bingung dengan apa yang terjadi, tetapi Napoleon dengan karisma dan kecerdasannya dalam melakukan agenda setting berkonspirasi bahwa sebenarnya Snowball adalah agen dari pak Jones dan mengatakan kepada para binatang bahwa sebenarnya kincir angin itu adalah ide Napoleon. Karenanya, para binatang menjadi percaya dengan perkataan Napoleon. Mereka pun menyusun rencana untuk membuat kincir angin itu, mulai dari bahan-bahannya hingga cara kincir angin itu dibuat.

Dengan susah payah mereka membangun kincir angin itu, tetapi pada suatu malam di saat kincir angin itu sudah setengah jadi, datanglah badai yang sangat kuat sehingga menghancurkan kincir angin tersebut. Karena kuatnya badai, tidak ada satu pun binatang yang berani keluar dari kandangnya sehingga membuat mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Semua binatang sangat sedih melihat kincir yang mereka buat dengan susah payah hancur berantakan seketika.

Namun, Napoleon tidak kehilangan akal. Dia menyalahkan Snowball atas hancurnya kincir angin itu dan para binatang pun percaya dengan perkataan Napoleon. Cara itu terus ia gunakan untuk melindungi kekuasaannya. Bahkan, ia tidak segan mengubah sepuluh peraturan yang menjadi landasan dari Peternakan Binatang. Ia juga melarang para binatang menyanyikan lagu Binatang Inggris serta melarang semboyan Peternakan Binatang yang berbunyi “Kaki empat baik dan dua kaki buruk” demi bisa berdagang dan bekerjasama dengan manusia.

Orwell dapat menjelaskan dengan sangat baik bagaimana pemimpin atau pemerintah dalam suatu negara dapat mengubah persepsi masyarakatnya. Dengan memberikannya ketakutan akan ancaman dari masa lalu serta mengubah data, terlebih mengingat adanya masyarakat yang tidak kritis membuat sebuah negara bisa dikendalikan dengan mudah oleh seseorang yang otoriter.

Dengan cara Napoleon menggunakan Pak Jones dan Snowball sebagai alat untuk menakut-nakuti para binatang, serta secara serampangan menggunakan dan mengubah sedikit demi sedikit aturan-aturan yang telah mereka sepakati dan disesuaikan dengan kebutuhan Napoleon dalam agendanya untuk mempertahankan kekuasaan tergambar dengan jelas di novel Animal Farm ini. Cara-cara tersebut masih bisa kita lihat dan rasakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak orang yang merasa bahwa novel ini ditunjukkan sebagai satir kepada Joseph Stalin karena ada kesamaan antara Napoleon dan juga sosok Snowball yang mirip dengan rival Stalin yaitu Leon Trotsky. Kesamaan Napoleon dengan Stalin tergambar jelas dari bagaimana cara mereka memimpin peternakan dan bagaimana Napoleon menggunakan propaganda dalam politiknya.

Di sisi lain, Snowball dan Trotsky memiliki kesamaan dalam segi kecerdasan dan sama-sama diasingkan dari asal mereka sendiri. Walau begitu, tetap ada perbedaan antara Snowball dan Trotsky di mana Snowball pandai dalam mengatur strategi dan taktik sedangkan Trotsky sebaliknya.

Dengan usia 78 tahun, novel ini seakan-akan memberi tahu bahwa bagaimana pun zaman telah berlalu dan sejauh apa pun kemajuan yang ditempuh manusia, kepentingan politik untuk selalu berkuasa atas apa pun itu akan selalu ada dan digambarkan seakan-akan memang tabiat asli manusia.

Walau bisa menyajikan dengan apik dinamika politik yang ada di Peternakan Manor, Animal Farm bisa saja membuat kamu mudah untuk berhenti membacanya kalau kamu tidak menyukai novel-novel yang intens. Ketiadaan unsur komedi membuat cerita ini terasa panjang walau hanya memiliki 148 halaman.

Pada akhirnya, walaupun banyak kemajuan yang ada di peternakan Manor, tetapi Napoleon tetap saja tidak ada bedanya dengan pak Jones dan bahkan bisa dibilang lebih buruk dari itu. Dengan membantai banyak binatang yang menentangnya serta bermewah-mewahan di atas penderitaan para binatang yang tertindas.

Peringatan Orwell bagaimana bahayanya politik jika digunakan tidak dengan semestinya masih terasa hingga kini. Maka dari itu, kita perlu menjadi masyarakat yang kritis dan selalu skeptis dengan apa yang penguasa sampaikan. Jangan sampai kita menjadi seperti Boxer yang kesetiaan serta kerja kerasnya digunakan secara semena-mena oleh Napoleon.

Boleh saja kita mencintai negara dan pemimpin kita, tetapi selalu ingat untuk menggunakan akal sehat, kritis, serta skeptis dengan segala informasi yang kita dapatkan. Lalu, jangan lupa untuk selalu terbuka terhadap sudut pandang lain agar kita bisa menilai pemerintah secara objektif.

Bagaimana? Tertarik membaca novel satu ini? Kabar baiknya, buku yang satu ini bisa kamu pinjam secara gratis di UPT. Perpustakaan Universitas Mulawarman dan juga bisa kamu beli di toko buku kesayanganmu, lo! (lav/ems)




Kolom Komentar

Share this article