Puisi

Pekerja Kotor

“Dasar pekerja kotor", kalimat itu layak diuntaikan kepada para koruptor.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: tirto.id

Selalu terlintas di benakku, apa itu pekerja kotor?

Mulanya, aku mengira bahwa kuli bangunan adalah pekerja kotor.

Petani yang bergelut bersama tanah dan lumpur juga kukira pekerja kotor.

Bahkan, aku menduga pedagang kaki lima yang berjualan hingga meneteskan keringat merupakan pekerja kotor.

 

Apa sebenarnya pekerjaan kotor itu?

Apakah mereka yang berjuang segenap tenaganya merupakan pekerja kotor?

Mereka yang mati-matian banting tulang menafkahi keluarganya  merupakan pekerja kotor?

Atau mereka yang menjajakan keperawanannya di klub malam adalah pekerja kotor?

 

Kebuncahan itu kian menjelajahi pikiranku secara acap-acapan.

Hingga tiba saatnya, suatu ketika televisi menayangkan informasi penangkapan koruptor.

Pikiranku sontak sepakat,

Mereka yang bekerja dengan kursi bak raja di suatu ruangan yang megah di dalam gedung pencakar langit adalah pekerja kotor.

 

Kotor secara tindakan dan pikiran yang hanya fokus mementingkan dirinya sendiri.

Bekerja secara kotor untuk menikmati uang haram hasil rampasan rakyat miskin.

“Dasar pekerja kotor", kalimat itu layak diuntaikan kepada para koruptor.

Pekerja kotor sesungguhnya adalah mereka yang mengenakan jaket oranye bertuliskan “KPK”.

Puisi ditulis oleh Muhammad Razil Fauzan, mahasiswa Sastra Inggris, FIB 2018.



Kolom Komentar

Share this article