Press Release

Savrinadeya Support Group: Dukung Pemulihan dan Wujudkan Ruang Aman Korban Kekerasan Seksual

Savrinadeya Support Group beri ruang konsultasi bagi korban kekerasan seksual.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Media sosial menjadi jendela utama kita yang memiliki gadget untuk menerima informasi. Masifnya informasi di era digital ini menuntut kita untuk selalu cepat mengikuti perkembangannya. Salah satu informasi yang sangat masif diperbincangkan yaitu kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Kasus ini tidak hanya terjadi di ruang publik akan tetapi di ranah private sekalipun. Tentu ini akan berdampak atas pandangan bahwa tidak ada lagi ruang aman.

Menurut Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kasus kekerasan perempuan dan anak pada 2022 terjadi paling banyak di Samarinda, menyentuh angka 293 kasus. Khususnya terjadi pada perempuan dengan angka 185 korban kekerasan seksual.

Melalui penelitian, mereka mengungkapkan bahwa 32 persen kasus korban kekerasan seksual merupakan berasal dari latar pendidikan terakhir SLTA. Dilanjut 38 persen korban kekerasan seksual merupakan pelajar.  Data tersebut menjadi sebuah tragedi di tengah maraknya informasi dan hiruk pikuk kehidupan di kota ini. 

Bagaimana Keadaan Korban Setelahnya? 

Kemelut trauma dan perasaan terasingkan tentu merupakan dampak utama yang terjadi bagi korban kejahatan seksual. Ini menjadi urgensi bersama untuk membangun kepedulian dan ruang aman bagi lingkungan kita. Menyediakan ruang aman dan menjadi kawan pendengar merupakan langkah yang tepat untuk menjaga kerasionalan. 

Salah satu langkah realistis di tengah situasi tersebut yaitu membangun dan terlibat dalam support group. Tentu ini sebagai bentuk kepedulian dan menghadirkan dukungan emosional bagi kita dan lingkungan yang lebih luas. 

Savrinadeya Support Group hadir untuk memberikan ruang aman dan pendampingan untuk membantu individu yang memiliki permasalahan serupa. Tidak hanya itu Savrinadeya juga hadir sebagai wadah menemukan strategi pemecahan masalah dalam bentuk sharing session dan terapi kelompok. 

Ruang aman yang dibentuk ini tentu bertujuan memberikan wadah bagi berbagai individu agar mampu bercerita dan menyampaikan kebutuhan yang mereka harapkan. Sebagaimana support group hadir untuk menciptakan lingkungan yang suportif dan peduli sekaligus mampu memecahkan masalah yang dialami dengan asas kerahasiaan. 

Selain itu, Savrinadeya juga berusaha menyuarakan kesehatan mental, isu gender dan seksualitas. Memberikan kesadaran masyarakat yang lebih luas tentu menjadi urgensi untuk mengetahui akar permasalahan yang menjadi pemicu munculnya kekerasan dan pelecehan seksual. 

Di tengah tuntutan yang harus kita hadapi setiap hari, seringkali melupakan kehidupan di sekeliling kita. Tentu korban kekerasan seksual bukan tokoh yang hadir dalam cerita fiksi akan tetapi ini dunia nyata yang kita hadapi dan renungi. Hal ini bahkan dapat terjadi terhadap kita sendiri. 

Kegiatan sharing session Savrinadeya dikemas dalam berbagai topik yang berbeda tiap bulannya. Savrinadeya juga menghadirkan terapi kelompok yang bertujuan untuk pemulihan korban kekerasan seksual dengan didampingi psikolog klinis sebagai ahli.  

Savrinadeya Support Group juga telah membuka ruang konsultasi agar korban kekerasan seksual dapat leluasa menyampaikan permasalahannya kepada kami dan dapat ditindak lanjuti atas konsensus dari penyintas. Muara dari terbentuknya komunitas ini tentu saja sebagai langkah realistis untuk membangun kepedulian dan kesadaran perihal situasi yang tengah terjadi di lingkungan kita. 

Dukung Savrinadeya Support Group untuk membantu menyuarakan pentingnya kesehatan mental dan pemulihan korban kekerasan seksual dengan mengikuti kami di Instagram @savrinadeya_supportgroup. 

Press release ditulis oleh Esty Pratiwi Lubarman, sekretaris Komunitas Savrinadeya Support Group



Kolom Komentar

Share this article