Lifestyle

Bahaya! Ini Dampak Negatif Multitasking

Bahaya multitasking

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Worktalk

SKETSA – Yakin, deh. Kebanyakan dari mahasiswa menerapkan bahkan berusaha untuk selalu bisa multitasking, alias mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Sebagian orang berpendapat bahwa kebiasaan ini dapat menuntaskan pekerjaan dengan lebih cepat. Tanpa kita sadari pula, sebenarnya multitasking sudah menjadi keseharian. Mengerjakan tugas sambil buka chatting di ponsel, makan malam sambil menonton televisi, hingga menyetir sambil menerima telepon.

Padahal, kemampuan ini tidak menandakan kamu selalu produktif. Guy Winch, penulis Emotional First Aid mengatakan bahwa pada dasarnya manusia tidak bisa multitasking. Nah, yang benar adalah task-switching atau berganti-ganti tugas. Lantas, mengapa hal ini tidak baik dilakukan terus menerus? Berikut Sketsa rangkum untukmu.

Memperlambat Kinerja

Bukannya multitasking membuat pekerjaan cepat selesai? Berlawanan dengan anggapan yang ada, sebenarnya hal ini malah membuat kinerjamu lambat karena konsentrasimu bakal terpecah-pecah antara tugas satu dengan lainnya. Sebaiknya, lakukan salah satu pekerjaan dahulu kemudian lanjutkan dengan yang berikutnya. Tentu saja setelah yang pertama telah kamu tuntaskan.

Memicu Stres

Hal ini disebabkan oleh terbaginya konsentrasi dan menyebabkan otak selalu ‘waspada’ dengan kegiatan lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irvine dari University of California, orang yang melakukan multitasking cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi dan tingkat stres yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya. Saat berbagai informasi menumpuk, otak akan menjadi lelah serta terbebani.

Rentan Menyebabkan Kesalahan

Saat multitasking, fokus akan terbagi dan produktivitas melambat. Alhasil, kesalahan pengerjaan muncul sebagai bentuk dari beban yang tidak sepadan. Kembali kepada pengertian di mana manusia tidak dapat melakukan dua pekerjaan dalam waktu bersamaan. Apalagi jika beban kerja yang lebih dari itu.

Kehilangan Momen

Waktu kamu sibuk melakukan dua hal atau lebih secara bersamaan, fokus terhadap sekeliling menjadi berkurang. Akibatnya, kamu akan melewatkan beragam momen penting, baik besar maupun kecil dalam hidupmu. Contoh kecilnya saja, ketika kamu sibuk berjalan sambil membalas chatting. Jika kita hanya sekadar jalan-jalan, mungkin saja ada hal menarik yang terjadi.

Merusak Memori Otak

Ketika otak dipaksa untuk melakukan multitasking, sebenarnya kita jadi melewatkan hal-hal detail pada kegiatan yang sedang dilakukan. Misalnya saat kamu berselancar di Instagram sambil menonton televisi. Ketika otak sedang berkonsentrasi pada satu objek lalu terganggu dengan objek lain, maka otak mengalami sedikit ‘blank’ dan sejumlah informasi menjadi hilang. Bayangkan jika hal ini sering kamu lakukan, sudah berapa banyak informasi yang kamu lewatkan?

Menghambat Kreativitas

Tak dapat dibantah, multitasking akan membuat kerja otak meningkat dua sampai tiga kali lipat dari kapasitas normalnya. Selain lelah, otak tidak memiliki kesempatan untuk berpikir secara kreatif sebab dipaksa melakukan banyak hal secara bersamaan. Makanya, multitasking membuat ide yang datang secara spontan dan imajinatif menjadi berkurang.

Jika kamu merasa harus mengerjakan banyak hal, maka buatlah skala prioritas. Ini akan membantumu menyelesaikan pekerjaan yang paling kamu butuhkan lebih dulu, sehingga fokusmu akan lebih kuat dan mencapai hasil yang bagus. Biasakan untuk mengerjakan tugasmu satu per satu, ya! (len/fzn)




Kolom Komentar

Share this article