Berita Kampus

Upaya Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Seksual, Satgas PPKS Unmul Gelar Roadshow ke Seluruh Fakultas

Satgas PPKS menggelar roadshow di seluruh fakultas untuk mengedukasi dan mencegah kekerasan seksual

Sumber Gambar: Sangga/Sketsa

SKETSA — Menyasar seluruh penjuru fakultas, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS)  Unmul menggelar roadshow bertajuk “Sosialisasi Mengenai Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus”. Pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendibudristek) 30 Tahun 2021 Bab II, pasal 6 ayat (3) huruf g. 

Agenda tersebut dilakukan secara hybrid sejak Kamis (25/5) hingga Rabu (31/5) yang terbagi ke dalam empat tim pelaksana. Selain bertandang ke Rektorat Unmul, terhitung sebanyak tiga belas fakultas telah mereka sambangi selama kegiatan tersebut berlangsung.

Awak Sketsa pun berkesempatan untuk menghadiri sosialisasi Satgas PPKS yang bertempat di Fahutan pada Senin (29/5) lalu. Mei Vita Romadon Ningrum selaku anggota Divisi Edukasi Satgas PPKS Unmul memaparkan beberapa materi sebagai upaya membangun kesadaran dan pengetahuan bersama.

Adapun empat poin penting dari pemaparan materi yang disampaikan oleh Mei. Masing-masing adalah tuduhan palsu, pembebanan korban, relasi kuasa, serta pengenalan 21 jenis dan bentuk kekerasan seksual berdasarkan Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021.

Ayu Ainun Triana, salah seorang mahasiswi angkatan 2022 yang menghadiri kegiatan roadshow di Fahutan mengaku dirinya banyak memperoleh edukasi baru. Utamanya, seputar kekerasan seksual yang berguna bagi diri sendiri dan juga teman-temannya.

"Tadi kan dikasih beberapa contoh tentang jenis-jenis kekerasan seksual. Awalnya kan kita gak tahu, (kemudian setelah mengikuti sosialisasi itu) jadi tahu.  Awalnya yang kita pikir itu hanya candaan, ternyata masuk, lo, di (jenis-jenis) kekerasan seksual," tutur Ayu kepada awak Sketsa pada Senin (29/5) lalu.

Sebelum roadshow tersebut digelar, rupanya Ayu belum mengetahui eksistensi dari Satgas PPKS di Unmul. Informasi mengenai kegiatan tersebut pun ia dapat dari pihak akademik yang disebarkan melalui grup angkatan di WhatsApp. Sontak, kabar tersebut mendapat tanggapan positif dari teman-teman serta dosennya. 

"Kami pikir cuma roadshow biasa, ternyata diwajibkan khusus untuk kelas saya, karena kebetulan berhubungan dengan mata kuliah kami hari ini, yaitu Pendidikan Pancasila. Nah, dosennya mewajibkan kami untuk mengganti kuliah dengan mengikuti kegiatan ini," tambah Ayu. 

Ayu berharap, adanya Satgas PPKS dapat memudahkan para korban kekerasan seksual untuk mendapat informasi dan pengetahuan, serta memotivasi banyak korban agar dapat angkat suara.

Berbeda dengan Ayu, Fransiskus Paran, mahasiswa Fakultas Hukum mengungkap bahwa dirinya telah mengetahui adanya Satgas PPKS di Unmul. 

"Secara umum, tahu saja, karena ada kasus-kasus yang muncul kemarin, tiba-tiba nama Satgas PPKS naik.  Namun, secara spesifiknya baru tahu tadi," ungkap Fransiskus ketika diwawancarai oleh Sketsa pada Selasa (30/5) lalu.

Fransiskus mengaku bahwa sejauh ini, ia belum pernah melihat kekerasan seksual secara langsung. Menurutnya, hal tersebut bisa saja terjadi akibat banyak korban yang justru menyembunyikannya karena malu untuk mengungkapkan hal tersebut. 

Oleh karena itu, ia berharap Satgas PPKS dapat membantu meningkatkan kesadaran dari seluruh sivitas akademika terhadap pentingnya perlindungan dan penanganan kekerasan seksual di kampus. (ysn/gie/ali/dre)



Kolom Komentar

Share this article