Berita Kampus

Tolak Perppu Ciptaker, Aliansi Mahakam Gelar Aksi Prakondisi

Aksi prakondisi Aliansi Mahakam untuk menolak Perppu Ciptaker

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Sangga/Sketsa

SKETSA — Pada Kamis (2/3) kemarin, puluhan mahasiswa dari berbagai lembaga yang tergabung dalam Aliansi Mahakam memadati simpang empat Mal Lembuswana. Mereka kembali turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker). Puluhan massa tersebut di antaranya berasal dari BEM Unmul, Politani, hingga sejumlah organisasi seperti FKM PPU, Permikomnas, Daralead, dan Perempuan Mahardika. 

Aksi tersebut semula diagendakan pada pukul dua siang. Namun, terpantau para demonstran baru berjalan menuju titik aksi pada pukul 15.30 Wita. Sore itu, massa aksi membentuk lingkaran di tengah simpang empat Mal Lembuswana. Agenda tersebut diisi dengan penyampaian orasi, pembacaan puisi, pembakaran ban, serta pembagian pamflet press release kepada masyarakat yang berisi hasil dari kajian tuntutan. 

Awak Sketsa pun tak ketinggalan untuk mewawancarai Rifky Cahyadi selaku Humas dari aksi demonstrasi tersebut. Paparnya, agenda tersebut merupakan aksi prakondisi yang kemudian akan dilanjutkan dengan aksi puncak di Gedung DPRD Provinsi Kaltim. Rifky memperkirakan, aksi tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret mendatang. Tanggal tersebut dipilih sebab bertepatan dengan sidang Paripurna DPR untuk mengesahkan Perppu.

“Untuk goals, selain agar aspirasi dari mahasiswa dapat didengar, goals hari ini juga untuk menggaet teman-teman dan juga menyadarkan masyarakat yang lewat. Apa sih sebenarnya Perppu? Kenapa Perppu itu terasa merugikan? Dan apa saja sih hal-hal yang dilanggar pemerintah dalam mengeluarkan Perppu ini?” papar Rifky.

Perppu Ciptaker yang dinilai tidak berpihak pada rakyat dan melanggar konstitusi tersebut menghasilkan dua poin tuntutan dari demonstran. Pertama, menuntut Presiden dan DPR untuk mencabut Perppu Cipta Kerja atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Kedua, mendesak Presiden, pemerintah dan DPR untuk berhenti mengkhianati konstitusi dan Undang-Undang.

Meskipun berjalan lambat, arus lalu lintas kala itu masih cukup kondusif. Beberapa polisi lalu lintas nampak di sejumlah titik persimpangan untuk mengatur jalannya lalu lintas agar tetap lancar. Dari pantauan Sketsa, Aliansi Mahakam mulai membubarkan diri tepat pukul enam sore. (mlt/xel/dre)



Kolom Komentar

Share this article