Berita Kampus

Sasar Lokasi IKN, Farmasi Unmul Laksanakan KKN Tematik di Sepaku dan Samboja

Untuk pertama kalinya KKN Tematik Farmasi menyasar lokasi IKN, sejumlah kendala menyertai

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Foto: Dokumen Pribadi

SKETSA — Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Farmasi angkatan XII tengah berlangsung. Mengawali tahun baru, kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa Farmasi itu resmi dimulai sejak pembekalan pada Kamis (29/12) lalu yang bertempat di Gedung Auditorium Unmul. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan mahasiswa menuju lokasi KKN pada rentang waktu 30 Desember hingga 3 Januari. Diketahui kegiatan ini masih akan berlangsung hingga 6 Februari mendatang.

Tahun ini untuk pertama kalinya, KKN Tematik Farmasi menyasar dua lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Tepatnya Kecamatan Sepaku dan Samboja. Lokasi KKN yang cukup jauh ini dibarengi dengan pembatasan transportasi kepada mahasiswa. Adapun masing-masing kelompok yang terdiri dari sebelas anggota hanya diperkenankan menggunakan maksimal tiga motor.

Aturan itu lantas menuai berbagai tanggapan, salah satunya datang dari Natashya Angelica Haniko. Mahasiswi Farmasi 2020 itu secara pribadi mengaku tak keberatan dengan aturan tiga motor dalam satu kelompok. Sebab anggota kelompoknya yang lain akan diantar menggunakan bis dari fakultas menuju lokasi.

“Tapi mungkin bagi beberapa mahasiswa cukup merasa berat karena minimnya transportasi,” ujarnya saat diwawancarai oleh Sketsa pada Selasa (3/1) lalu.

Bagi Natashya, peraturan lain pun dirasa belum ada yang memberatkan. Ia dan teman-temannya tengah berfokus mematangkan program kerja (Proker) yang akan dijalankan. Seperti farmasi mengajar, apoteker cilik, penanaman toga, serta penyuluhan terkait beberapa masalah kesehatan yang ada di desa. 

“Terus karena ada masalah terkait limbah, jadi ada Proker untuk pengolahan limbah juga,” imbuhnya.

Adapun melalui Proker yang dirancang bersama kelompoknya, Natashya berharap dapat memberikan dampak yang signifikan bagi desa lokasi KKN.

Tanggapan berbeda datang dari Muhammad Ramadhan Nur, mahasiswa Farmasi 2020. Ditempatkan untuk melaksanakan KKN di Sepaku, ia turut membenarkan aturan maksimal tiga motor dalam satu kelompok selama berkegiatan di lokasi. Namun, Ramadhan mengaku tidak ada kejelasan dari pihak fakultas.

“Awalnya peserta KKN akan berangkat menggunakan bis dari fakultas, tetapi tidak ada kejelasan. Malah menyuruh setiap kelompok menggunakan transportasi masing-masing. Di kelompok kami alhamdulilah tidak mengeluarkan (uang) untuk menyewa mobil, hanya untuk bensin saja.”

Selain transportasi, Ramadhan juga mengaku sempat terkendala dalam mencari tempat tinggal di lokasi KKN. Sebab dirinya dan kelompoknya sempat ditawari rumah, tetapi harus membayar sebesar 3,5 juta rupiah.

“Tapi alhamdulillah-nya, kami ada kenalan kepala dusun yang menyarankan untuk tinggal di asrama yang dimiliki bapak tersebut. Seharusnya peserta KKN itu bisa tinggal di posko-posko, tetapi sayangnya sudah ditempati oleh pekerja-pekerja IKN,” kisahnya melalui sambungan telepon pada Minggu (8/1) lalu.

Melalui sejumlah Proker seperti penyuluhan dan apoteker cilik bagi siswa SD dan SMP, Ramadhan berharap masyarakat umum lebih mengenal profesi apoteker jikalau selama ini hanya profesi dokter yang terkenal dalam bidang kesehatan. (snk/srg/khn/ems)




Kolom Komentar

Share this article