Berita Kampus

PMM Unmul 2023: Sempat Absen, Kini Siap Menyambut 200 Mahasiswa dari Luar Daerah

Unmul kembali menjadi Perguruan Tinggi penerima di PMM 2023

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA — Pendaftaran Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan 3 telah resmi dibuka sejak 28 Maret hingga 2 Mei 2023 mendatang. Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa jenjang D-3, D-4, dan S-1 untuk mengikuti pembelajaran selama satu semester di lebih dari 200 Perguruan Tinggi Penerima (PT Penerima). 

Setelah absen pada 2022, Unmul kembali menjadi Perguruan Tinggi Penerima dan Pengirim PMM. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Diwawancarai oleh Sketsa melalui sambungan telepon WhatsApp pada Rabu (19/4) lalu, Adi Pramono selaku penanggung jawab PMM Unmul menyampaikan bahwa kini kampus yang menjadi Pusat Unggulan Studi Tropis sudah memasuki tahun kedua dalam mengikuti Program Mahasiswa Merdeka (PMM).

“Jadi MBKM itu ada 9 program, salah satunya Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini. Sebenarnya ini sudah tahun kedua Unmul ikut. Pertama di 2021, kemudian 2022 kita absen, lalu 2023 kita masuk lagi. Jadi ini sebenarnya sudah tahun ketiga unmul masuk PMM itu.”

PMM sendiri terbagi menjadi dua proses yakni inbound dan outboundInbound ditujukan untuk mahasiswa dari luar Unmul dan dapat belajar di Unmul selama satu semester.

Untuk inbound, tahun ini Unmul membuka kuota 200 mahasiswa peserta yang terbagi dalam 9  fakultas dan 11 program studi. Sebaliknya, outbound merupakan kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa Unmul untuk dapat belajar di kampus lain dengan kuota yang tidak terbatas. 

"Mahasiswa yang memilih outbond maupun inbound berhak mendapatkan konversi mata kuliah maksimal sebanyak 20 SKS," papar Adi.

“Unmul memang bukan satu-satunya Perguruan Tinggi di Kalimantan yang mengadakan PMM. Akan tetapi, Unmul menjadi satu-satunya PT yang membuka inbound maupun outbound,” sambungnya.

Adapun PMM mempunyai modul kegiatan dengan dua tema. Salah satunya yakni modul nusantara. Modul nusantara ini merupakan suatu program perkuliahan yang nantinya dapat diakses oleh mahasiswa yang mau belajar di Unmul dan nantinya dapat sembari mempelajari sosial budaya, sejarah, dan lain sebagainya di kawasan Kalimantan Timur. 

Terdapat dua tema modul  yang ditawarkan. Pertama, Membingkai Keragaman dalam Persatuan dan Keharmonisan melalui Jejak Budaya Kalimantan Timur. Kedua, Menenun Persatuan dengan Keharmonisan Keragaman Budaya Kalimantan Timur.

Mahasiswa luar yang ingin belajar di Unmul juga harus mengikuti jadwal perkuliahan yang sudah ditetapkan, yakni pada Senin sampai Jumat. Mereka akan mengikuti mata kuliah sesuai program studi yang dipilih di Unmul. Kemudian, pada Sabtu dan Minggu mereka akan mengikuti modul nusantara.

“Salah satu kegiatan modul nusantara itu, ya, nanti kita ajak ke Pampang, ke Museum Mulawarman, dan yang pasti kita ajak juga ke IKN untuk mengenal ibu kota baru.”

Adi turut menginformasikan bahwa animo mahasiswa yang mendaftarkan diri di program PMM ini cukup tinggi.

“Kemarin waktu saya cek ada sekitar 1.400-an yang sudah mendaftar di PMM secara nasional. Cuman, pada 2021 itu yang masuk di pulau Kalimantan sekitar 500-an mahasiswa, dan Unmul termasuk yang paling besar menerima karena pada 2021 itu terdapat sekitar 127 orang dari 500-an mahasiswa yang belajar di Kalimantan,” tutupnya.

Tanggapan Mahasiswa Unmul yang Sempat Mengikuti Outbond PMM

Di sisi lain, Sketsa turut mewawancarai mahasiswa Unmul yang sempat menjadi salah satu peserta outbond PMM di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada periode sebelumnya yakni Rani Rahayu. Dirinya mengaku turut senang mengetahui bahwa tahun ini Unmul kembali menjadi universitas penerima PMM.

“Aku pribadi senang Unmul akhirnya buka PMM inbound lagi tahun ini. Soalnya, kan, di tahun kemarin enggak buka. Alasannya karena fakultas-fakultas di Unmul masih pada belum siap menerima dulu. Lalu, kemarin juga sibuk pemilihan rektor baru,” tutur Rani pada Selasa (18/4).

Sebelumnya, Rani merupakan mahasiswa yang pernah mengikuti program PMM outbound. Ia  menilai Unmul sangat cocok menjadi universitas penerima mahasiswa PMM. 

“Semua calon anak PMM itu kalau milih universitas tujuan pasti yang dicari biasanya universitas yang namanya besar dan akreditasinya bagus. Nah, Unmul masuk banget kriteria itu, tahun kemarin aja banyak yang mengincar Unmul. Namun, sayangnya enggak buka di tahun lalu.”

Rani pun berharap agar kuota fakultas yang dibuka pada pelaksanaan PMM nantinya dapat diperbesar lagi. 

“Dari daftar yang diserahkan Unmul itu dikit banget fakultas yang buka kuota mahasiswa. Bahkan FISIP enggak ada sama sekali, padahal FISIP, kan, lumayan banyak Prodi yang ada di dalamnya.”

“Mungkin untuk ke depannya, informasi terkait PMM bisa lebih disosialisasikan lagi ke mahasiswa internal Unmul itu sendiri. Karena aku pribadi sebagai anak Unmul yang ikut PMM tahun lalu mencari tau info sendiri,” harapnya. (zea/jpg/kya/sya/ems)



Kolom Komentar

Share this article