Berita Kampus

Paslon Tunggal di Pemira FEB 2023 Berakhir Aklamasi, Andiyan-Yudha Janjikan Organisasi yang Modern

Pemira FEB 2023 berakhir dengan aklamasi

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SKETSA — Pemira FEB 2023 akhirnya resmi berakhir. Diwakili oleh calon tunggal, pasangan calon (Paslon) Andiyan Willy Mahaputra dan Samudra Yudha Pratama keluar sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FEB terpilih. Diketahui, terdapat satu Paslon lainnya yang akan maju bersaing pada pemira tahun ini. Namun, adanya cacat administrasi yang tidak dapat ditoleransi memaksa pihak Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) menimbang pandangan forum sebelum akhirnya menetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FEB 2023 secara aklamasi.

Untuk mengulik lebih dalam mengenai pelaksanaan pesta demokrasi di FEB, awak Sketsa kemudian mencoba menghubungi Adin, Ketua KPPR FEB 2023. Ketika disinggung mengenai antusiasme dalam pelaksanaan Pemira kali ini, Adin mengungkap animo mahasiswa terbilang cukup baik. Meskipun demikian, perhelatan Pemira kali ini tak terlepas pada problematika yang dihadapi layaknya Pemira di fakultas lainnya, seperti mahasiswa yang apatis misalnya.

“Ada lumayan banyak mahasiswa FEB yang memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap fakultasnya. Namun, terlepas dari situ, ada juga teman-teman kita yang acuh tak acuh dalam Pemira ini,” ungkap Adin ketika diwawancarai Sketsa pada Rabu (8/3) lalu.

Beragam upaya telah dikerahkan oleh panitia dan juga Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), mulai melakukan sosialisasi ke berbagai lembaga yang ada di FEB hingga memperpanjang masa pendaftaran. Meski demikian, upaya tersebut tampaknya belum berhasil untuk menggaet minat mahasiswa untuk mencalonkan diri. Terlebih, ada beberapa organisasi yang sempat dibekukan, di antaranya adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen dan HMJ Ilmu Ekonomi. 

Polemik tersebut kemudian bermuara pada permasalahan baru yang menyebabkan seluruh kepengurusan dari kedua himpunan tersebut dibatasi dalam setiap kegiatan kemahasiswaan. Padahal, banyak dari mereka yang merupakan mahasiswa aktif dan berpotensi menjadi calon pemimpin BEM FEB.

Adin turut menyinggung agenda uji publik yang telah diselenggarakan pada Jumat (17/3) lalu. Agenda uji publik sebutnya bertujuan untuk menguji kesiapan mental Paslon ketika menghadapi berbagai masalah yang akan menjadi tolok ukur dalam penilaian. Agenda tersebut juga menjadi langkah bijak apa yang diambil dalam menyikapi hal tersebut.

“Hakikat dari uji publik ini adalah agar teman-teman bisa menilai apakah Paslon ini layak atau tidak. Audiens bisa menilainya dari jawaban Paslon tersebut.”

Tutur Adin, Pemira kali ini akan menjadi tolok ukur dan tantangan baru untuk langkah BEM FEB selanjutnya. 

“Saya berharap untuk seluruh mahasiswa, khususnya dari FEB Unmul, agar selalu mengedepankan tanggung jawab, mengesampingkan ego dan sifat individualisme masing-masing demi kebaikan bersama,” harapnya.

Andiyan Willy Mahaputra, Gubernur BEM FEB terpilih juga buka suara terkait pelaksanaan Pemira beberapa waktu lalu hingga program kerja unggulan yang akan dijalankan.

Menyoal kendala yang dihadapi selama Pemira berlangsung, ia mengaku pelaksanaan pesta demokrasi kali ini berjalan cukup rumit. Hal ini ditengarai oleh berubahnya linimasa serta Paslon lawan yang harus mundur akibat tidak memenuhi syarat.

“Poinnya adalah aklamasi yang terjadi. Paslon lawan ini memiliki beberapa kendala yang memang tidak mereka penuhi di bagian persyaratan. Akhirnya, kemarin dibentuklah sidang, diundang seluruh ketua ormawa dan akhirnya keputusannya mutlak bahwasanya saya dan Yudha itu ditetapkan secara aklamasi,” beber Andiyan ketika diwawancarai secara daring oleh awak Sketsa pada Rabu (15/3).

Berlanjut ke target yang ingin dicapai selama kepemimpinannya berlangsung, Andiyan menekankan empat kata kunci utama seperti proaktif, komunikatif, inovatif, dan apresiatif guna membentuk insan cendekia.

“Harapannya, nantinya KM FEB Unmul ini dapat dibentuk melalui program mentoring yang nantinya akan dibuka oleh Departemen Pengkaryaan (PK). Jadi, Departemen PK yang nantinya akan mengatur terkait dengan mentoring program terkait dengan karya tulis ilmiah, dan segala macamnya,” imbuhnya. 

Ihwal program kerja (Proker) unggulan, setidaknya ada tiga hal yang telah ia siapkan. Ketiga Proker yang telah ia siapkan, sebutnya, ialah Ajang Apresiasi Mahasiswa (APMI), yang bertujuan mengapresiasi mahasiswa FEB berprestasi. Lalu ada pula FEB Mengajar (FAJAR), di mana BEM FEB akan terjun ke lapangan untuk mengajar di desa atau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). 

Forum Mahasiswa Ekonomi Kaltim (FORMIL) pun tak ketinggalan menjadi proker unggulan yang ia tawarkan. Program tersebut berupa agenda diskusi publik yang nantinya akan menghimpun seluruh universitas di Kaltim untuk mengkaji dan berdiskusi terkait isu yang tengah hangat diperbincangkan. 

Andiyan pun tak menampik bahwa isu soal menjamurnya program magang seperti Kampus Merdeka menjadi salah satu dalang di balik sepinya antusias mahasiswa dalam pelaksanaan pesta demokrasi tahunan di kampus itu. Berkaca pada polemik itu, ia berharap di masa kepemimpinannya kelak, BEM FEB akan bertransformasi menjadi organisasi modern yang tak akan terdistraksi oleh maraknya program serupa.

“Daripada kami menyalahkan (adanya program magang) dan hanya berdiam diri dengan situasi saat ini, lebih baik kami mencoba bersaing dan membuat strategi agar BEM ini masih relevan dengan zaman saat ini dan tidak terdegradasi. Harapan kami adalah ingin membuat BEM FEB Unmul di tahun 2023 menjadi organisasi modern yang akan memberikan benefit yang setara dengan program lain seperti magang dan segala macamnya,” pungkasnya. (una/srf/ord/dre)




Kolom Komentar

Share this article