Berita Kampus

Kendala PKM Unmul, 3 Tim Merasa Dirugikan

Kelalaian pihak Unmul dalam PKM 2022

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Sari/Sketsa

SKETSA - Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menjadi ajang bergengsi setiap tahunnya bagi pendidikan tinggi. Melalui kompetisi tersebut mahasiswa dapat aktif berkreasi dan berinovasi melahirkan karya-karya ilmiah dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah. Namun, pada tahun ini pelaksanaan PKM di Unmul tampaknya belum berjalan dengan maksimal, sebab terdapat tiga tim PKM yang mengalami kendala dalam pengunggahan karya, bahkan merasa dirugikan.

Adapun ketiga tim tersebut terdiri atas dua tim dari FK dan satu tim dari Farmasi yang gagal mendaftarkan proposal ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Hal itu diakibatkan oleh beberapa bentuk kelalaian yang dilakukan oleh universitas. Seperti terlambatnya pembentukan tim reviewer dan proses review proposal, keterlambatan proses pengembalian proposal kepada tim PKM, operator yang teledor dan tidak tanggap, serta pihak Unmul yang kurang mengantisipasi terjadinya website down.

Hal itu dirasakan oleh Muhammad Rudi Maulana selaku Ketua Tim PKM bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Farmasi. Diwawancarai oleh Sketsa pada Minggu (1/5) lalu, Rudi mengaku bahwa timnya mengalami hambatan, salah satunya adalah banyaknya kesalahan tik dalam judul proposal yang dimasukkan oleh operator Unmul ke Sistem Informasi Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Simbelmawa).

Tim PKM-RE Farmasi lantas menghubungi penanggung jawab pihak fakultas untuk mengoreksi kesalahan yang ada di dalam judul proposal tersebut, tetapi timnya mendapat balasan bahwa kesalahan dalam judul bukanlah sesuatu yang berarti. 

“Kami terus menyakinkan penanggung jawab pihak farmasi bahwasannya judul proposal itu sangat penting,” ucapnya.

Tak kunjung diubah hingga malam harinya, tim tersebut akhirnya menghubungi pihak operator Unmul terkait permasalahan yang tengah dialami. Namun, pada saat itu server Simbelmawa telah down dan tidak dapat diakses. Sehingga operator Unmul pun tidak bisa mengubah judul tersebut. 

“Seharusnya, judul itu bisa diubah lebih cepat sebelum server menjadi down,” kesal Rudi.

Hingga pada 1 April 2022, tim PKM-RE Farmasi kembali menghubungi pihak operator universitas untuk menginformasikan bahwa server Simbelmawa sudah dapat diakses. Namun, tim tersebut tidak mendapatkan tanggapan apa pun. Dirinya juga mengaku tak mendapat permohonan maaf ataupun upaya berdialog atas kelalaian tersebut.

Di sisi lain, Ketua Tim PKM Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) FK, sekaligus anggota tim PKM-RE Farmasi, Rahmania, menilai bahwa setiap tahunnya Unmul melakukan persiapan PKM secara mendadak. Ia getol berkomentar bahwa evaluasi dari pelaksanaan PKM di Unmul tahun sebelumnya harus menjadi catatan perbaikan yang penting.

“Harusnya tiap tahun bisa dilakukan evaluasi sehingga segala hal yang berkaitan dengan proses pendaftaran dan administrasi tidak mepet dengan deadline, mengingat website yang error bisa kapan saja terjadi,” ujarnya ketika diwawancarai oleh Sketsa, Minggu (1/5) lalu.

Menurut Rahmania, operator Information and Technology (IT) yang ditugaskan seyogianya lebih cekatan dalam menjalankan tugasnya. Terlebih pada tahun ini terdapat proses pengisian data di Simbelmawa yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Tak luput ia juga mengkritisi keterlambatan pembentukan tim reviewer, yakni tim yang bertugas melakukan review internal terhadap proposal milik tim PKM yang telah dikirimkan oleh masing-masing fakultas secara kolektif.

“Tim reviewer ini sebaiknya dipersiapkan dari jauh-jauh hari, bahkan kalau bisa sebelum pihak Dikti mengumumkan penerimaan proposal. Bukannya malah baru dibentuk ketika mendekati deadline pengumpulan proposal tersebut.”

Hingga berita ini dimuat, Sketsa telah meminta tanggapan petugas yang bersangkutan untuk dilakukannya konfirmasi, tetapi tidak mendapatkan respons yang cukup. Namun, diketahui terdapat rencana pertemuan antara ketiga tim PKM yang gagal mendaftarkan proposalnya dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Encik Akhmad Syaifuddin.

Belajar dari Pengalaman Mahasiswa di Luar Unmul dalam Ajang PKM

Unmul agaknya bisa belajar dari kampus lain agar lebih berkomitmen mendengar keluhan dan aspirasi mahasiswa terhadap PKM. Sketsa mewawancarai Safitri Dwiwandari Khofifah, mahasiswi Kaltim yang berkuliah di FKG dan menjadi Ketua Tim PKM-RE asal Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Ia lolos pendanaan PKM 2021 lalu. Ini diakuinya bukan karena kemampuannya semata, namun juga tekunnya pihak universitas dalam mewanti-wanti kendala yang biasa terjadi semasa PKM.

Ia bercerita bagaimana alur informasi dilaksanakan dengan koordinasi yang jelas dan dua arah, khususnya pada operator yang banyak mengurus perkara pengunggahan karya. Pihak kampus tak hanya melatih melalui workshop dari jauh-jauh hari, tetapi memberikan akses seperti insentif bagi yang lolos seleksi internal di UMS untuk memacu semangat mahasiswa ke tahap berikutnya.

Secara teknis, kampusnya juga membantu pembuatan akun dan posko informasi dan bantuan bagi mereka yang terkendala saat memasuki website. Lebih lanjut, adalah wajib hukumnya untuk mengunggah satu minggu sebelum tenggat yang ada di Simbelmawa. Itu diakui Safitri karena pihak kampus mengantisipasi kerja yang terburu-buru: perlunya mahasiswa cermat dalam revisi, lupa password, dan hal sejenis yang bisa datang kapan saja.

“Ada dua tahap, pertama memasukkan proposal setelah banyak berdiskusi dengan dosen pembimbing, seleksi internal UMS, diberi kesempatan revisi dan perbaikan, lalu submit lagi.”

“Itu untuk seleksi kedua. Setelah seleksi kedua yang sudah direvisi, kemudian diinformasikan siapa saja yang lolos, kita dikasih workshop berkali-kali, entah cari ide, penulisan, format, isinya bagaimana. Jadi (pihak kampus) aktif banget,” terangnya saat diwawancarai oleh Sketsa, Jumat (13/5) lalu.

Mengikuti ajang PKM ialah wajib bagi mahasiswa di fakultasnya. Utamanya mereka yang telah menginjak semester 5. Di sini, pihak BEM punya andil besar untuk menghubungkan tim lintas semester untuk dapat berkolaborasi. Pasalnya Safitri mengaku ia telah dua kali menjadi anggota tim PKM bersama senior di kampus, dan satu kali menjadi ketua tim. Itu dinilainya dapat menjadikan mahasiswa lebih siap dalam ajang PKM.

“Terkait administrasi tidak ada yang mepet, benar-benar diperkirakan dengan matang. Karena universitas sangat mengetahui kalau server bakal down, sehingga ada antisipasinya,” tutupnya. (rst/nkh/ems/ani/vyn/khn)



Kolom Komentar

Share this article